Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

MENJADI MENTERI ITU SUSAH........

Gambar
Dilantik jadi menteri....? Oh pasti senangnya (gak terbayangkan, mimpi jadi menteri saja gak pernah). Jadi pusat perhatian, bukan saja rakyat Indonesia tapi juga dunia, gaji besar, fasilitas serba gratis ditanggung negara, dapat pengawalan, asisten banyak bahkan ada yang sampai ke tingkat paling bawah. Namun setelah pelantikan, pasti pusing tujuh keliling (gak terbayangkan, mimpi saja pasti pusing). Tuntutan banyak, kejaan banyak, program banyak, tapi anggaran pasti terbatas biasanya gak akan sebanding dengan kebutuhan untuk melaksanakan semua program yang dikepala juga tuntutan banyak orang. Gesekan antar bawahan pasti sengit, yang sudah lama menjabat pasti tak rela diganti, yang belum menjabat pasti cari muka biar dijadikan pejabat. Mana belum tahu sepak terjang anak buah, mana yang kompeten mana yang hanya omong doang. Belum lagi pesanan dari berbagai pihak; entah Menteri lama, masyarakat pemerhati berbagai lembaga, mungkin juga dari Parpol pengusung, dll. Anggaran jelas seka

Refleksi 86 Tahun Sumpah Pemuda

Delapan puluh enam tahun yang lalu, para pemuda mewakili organisasi pemuda dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Makassar, Maluku dan lain-lain hadir mengikuti Kongres Pemuda Indonesia ke-II atas inisiatif Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dengan tujuan mempersatukan segala perkumpulan pemuda Indonesia dalam satu gabungan organisasi kepemudaan. Kongres menghasilkan sebuah komitmen bersama yang sangat terkenal yaitu Sumpah Pemuda, isinya merupaka tiga pilar persatuan Indonesia; tanah air satu, bangsa satu dan bahasa satu yaitu Indonesia. Tekad yang dinyatakan dalam ikrar pemuda Indonesia itulah yang kemudian menjadi embrio kebangsaan dimana tujuhbelas tahun kemudian lahirlah bangsa Indonesia melalui Proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta. Perjalanan bangsa Indonesia dari mulai masa pergerakan, kemerdekaan, hingga saat ini senantiasa tidak lepas dari peran serta para pemuda. Mereka senantiasa berada pada garis terdepan baik aksi maupun prakarsa. Masih terbayang o
MENUNGGU KINERJA KABINET KERJA         Akhirnya, setelah menunggu dengan harap-harap cemas, kabinet racikan Bapak Presiden Jokowi diumumkan juga, nama-nama yang akan menjadi pelaksana semua program dan kebijakan presiden baru pun telah diketahui seluruh rakyat Indonesia pun demikian juga dengan bidang tugas masing-masing.     Dalam beberapa kementrian memang tidak ada perubahan yang berarti, namun di beberapa kementrian perubahannya cukup signifikan bahkan ada yang seratus persen berubah. Demikian pula dengan latar belakang para Menteri yang cukup mengejutkan publik dengan tercantumnya beberapa orang yang muncul baru, di luar expetasi para pengamat.        Bagi Rakyat Indonesia, pengumuman kabinet tersebut jelas-jelas membuat angin segar akan adanya perubahan baik dari segi komitment akan senantiasa bekerja bagi rakyat maupun tred  record orang-orangnya yang dipandang bersih terlebih telah melewati verifikasi KPK dan juga PPATK.           Tentu saja, kini rakyat akan menungg

PAK PRESIDEN JOKOWI MULAI BINGUNG

Gambar
         Empat hari sudah, Pak Presiden Jokowi dilantik. Euforia masyarakat baik yang pada saat pilpres menjadi Tim Sukses, Relawan, Pendukung atau sekedar pemilih, bahkan yang tidak memilih pun larut dalam sukacita yang begitu luar biasa; mungkin perayaan kemenangan Barack Obama saja kalah jauh dari antusiasme rakyat Indonesia menyambut Sang Presiden Baru.         Rakyat kini benar-benar menunggu kinerja Pak Presiden, sebagiamana Beliau pidatokan pada saat pelantikan bahwa ia bersama jajaran kabinetnya akan segera kerja, kerja, dan kerja untuk rakyat. dan dengan penuh keyakinan beliau mengatakan akan segera mengumumkan jajaran kabinetnya sehari setelah ia dilantik. Namun apa daya; hingga h+4 ini, kabinet dengan unsur jajarannya itu tak kunjung jua diumumkan.         Pelibatan KPK juga PPATK dalam mengoreksi kebersihan personal yang akan dijadikan Menteri, serta (mungkin) intervensi dari Partai Politik yang mungkin sedemikian kuat, diyakini publik menjadi ganjalan hingga h+4 kabinet